OLAHRAGA UNTUK USIA DINI
KESEHATAN OLAHRAGA
Oleh:
Ardyansyah Prasetiadi
12601244138
PJKR E
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum,
Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karuniannya, sehingga
pada kesempatan ini kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “ Olahraga
Untuk Usia Dini“.
Kami juga ingin menyampaikan rasa
terima kasih kami kepada :
- Jaka Sunardi, M.Kes selaku
dosen pembimbing mata kuliah kesehatan olahraga,
- Semua
anggota keluarga, teman, dan semua pihak yang telah membantu kelancaran
kami dalam pembuatan makalah ini ini.
Demikian yang dapat kami
sampaikan. Semoga makalah ini bermanfaat. Tentunya makalah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu, kami selalu mengharap kritik dan saran dari pembaca
makalah ini untuk perbaikan kami pada tugas-tugas selanjutnya. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta,
16 Juli 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Olahraga adalah merupakan sebuah proses
kegiatan yang sistematis untuk mendorong membina serta mengembangkan potensi
jasmani, rohani dan sosial. Olahraga merupakan sebuah wadah bagi manusia untuk
mengeksplorasi pengalaman geraknya dengan olahraga individu akan menjadi bugar
serta kualitas hidup menjadi lebih baik tak terkecuali pada anak usia dini
sekalipun mereka juga sedini mungkin harus diperkenalkan oleh aktivitas
olahraga atau aktivitas jasmani walaupun itu hanya olahraga yang sifat nya
tidak terstruktur seperi jalan, bersepeda, bermain lompat tali dan
berlari-larian dengan melakukan aktivitas gerak seperti itu motorik anak akan
lebih baik serta tumbuh kembang mereka menjadi optimal.
Olahraga juga merupakan sebuah
barometer bagi kemajuan suatu bangsa, dengan prestasi olahraga yang baik
tentunya akan menjadi sebuah kebanggan bagi suatu bangsa oleh karena itu
Penciptaan kualitas SDM dalam bidang olahraga seharusnya dimulai sejak dini,
karena merupakan cikal bakal generasi penerus bangsa, sehingga harus
dipersiapkan sedini mungkin agar dapat tercapainya sebuah perkembangan dan
prestasi yang optimal. Pada usia kanak-kanak misalnya anak cenderung melakukan
sebuah aktivitas-aktivitas jasmani walaupun itu masih terlihat sangat sederhana
contohnya seperti bermain yang didalam bermain tersebut melibatkan
aktivitas-aktivitas jasmani seperti berjalan,berlari, melompat dan meloncat
tanpa mereka sadari aktivitas tersebut menunjukan seberapa baik kualitas
pertumbuhan gerak jasmani mereka karena setiap anak mempunyai kualitas gerak
yang berbeda-beda sesuai dengan usia dan pertumbuhan mereka untuk itu selaku
orang tua dan guru penjas khususnya harus jeli melihat perkembangan gerak anak
tersebut, sehingga mulai dari sedini mungkin, anak sudah mulai diperkenalkan
sedikit demi sedikit dengan beberapa cabang olahraga yang nantinya akan mereka
pilih sesuai dengan minat dan bakatnya. Dalam hal ini juga anak tidak dapat
dipaksakan dalam memilih cabang olahraga yang mereka senangi, untuk itu selaku
orang tua, guru dan pelatih hendaknya memberikan kebebasan kepada anak-anak
untuk memilih cabang olahraga yang diminatinya kelak serta tidak membatasi
kebebasan gerak anak tersebut untuk selalu beraktivitas dan berkreativitas,
karena pada dasarnya masa kanak-kanak adalah masa dimana anak tersebut mencoba
mengeksplorasi gerak serta pengetahuan mereka.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa saja
karakteristik anak usia dini?
2.
Apa
konsep dasar, nilai-nilai, dan falsafah olahraga bagi anak usia dini?
3.
Aspek
apa saja yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan?
4.
Bagaimana
menerapkan keterampilan dasar atletik, senam, permainan, dan renang pada anak
usia dini?
5.
Apa saja
aplikasi model-model pembelajaran pendidikan jasmani?
6.
Apa saja
evaluasi kuantitatif dan kualitatif yang muncul pada anak?
7.
Bagaimana
cara pengembangan cabang olahraga sesuai minat dan bakat anak usia dini?
C. TUJUAN
1.
Agar pembaca
mengetahui karakteristik anak usia dini,
2.
Agar
pembaca mengetahui konsep dasar, nilai-nilai, dan falsafah olahraga bagi anak
usia dini,
3.
Agar
pembaca mengetahui aspek yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan,
4.
Agar
pembaca mengetahui bagaimana cara menerapkan keterampilan dasar atletik, senam,
permainan, dan renang pada anak usia dini,
5.
Agar
pembaca mengetahui apa saja aplikasi model-model pembelajaran pendidikan jasmani,
6.
Agar
pembaca mengetahui apa saja evaluasi kuantitatif dan kualitatif yang muncul
pada anak,
7.
Agar
pembaca mengetahui bagaimana cara pengembangan cabang olahraga sesuai minat dan
bakat anak usia dini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakekat
Anak Usia Dini
Anak
usia dini merupakan individu yang berbeda, unik dan memiliki karakteristik
tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Maka usia dini merupakan masa
keemasan dimana stimulasi seluruh aspek pengembangan berperan penting untuk
tugas perkembangan selanjutnya masa awal kehidupan anak merupakan masa
terpenting dalam rentang kehidupan seorang anak. Usia dini merupakan usia
dimana anak mulai mengenal diri dan lingkungan di sekitarnya oleh karena itu
pada masa ini anak harus diberi berbagai stimulus atau rangsangan agar tumbuh
kembangnya menjadi baik. Stimulus tersebut dapat berupa pendidikan, dengan
pendidikan anak-anak menjadi lebih terarah khususnya dalam hal bermain anak
akan diarahkan oleh guru atau pembimbing untuk melakukan aktivitas-aktivitas
yang bermanfaat bagi perkembangan fisik dan mentalnya. Pendidikan usia dini
merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak sebagai
persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta
memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut.
B.
Karakteristik
Anak Usia dini
Anak
usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial,
moral dan sebagainya. Masa kanak-kanak juga masa yang paling penting untuk
sepanjang usia hidupnya. Sebab masa kanak-kanak adalah masa pembentukan pondasi
dan masa kepribadian yang akan menentukan pengalaman anak selanjutnya.
Sedemikian pentingnya usia tersebut maka memahami karakteristik anak usia dini
menjadi mutlak adanya bila ingin memiliki generasi yang mampu mengembangkan
diri secara optimal. Pengalaman yang dialami anak pada usia dini akan
berpengaruh kuat terhadap kehidupan selanjutnya. Pengalaman tersebut akan
bertahan lama. Bahkan tidak dapat terhapuskan, walaupun bisa hanya tertutupi.
Bila suatu saat ada stimulasi yang memancing pengalaman hidup yang pernah
dialami maka efek tersebut akan muncul kembali walau dalam bentuk yang berbeda.
Beberapa hal menjadi alasan pentingnya memahami karakteristik anak usia dini.
Sebagian dari alasan tersebut dapat diuraikan sebagaimana berikut :
·
Usia dini merupakan
usia yang paling penting dalam tahap perkembangan manusia, sebab usia tersebut
merupakan periode diletakkannya dasar struktur kepribadian yang dibangun untuk
sepanjang hidupnya. Oleh karena itu perlu pendidikan dan pelayanan yang tepat.
·
Pengalaman awal sangat
penting, sebab dasar awal cenderung bertahan dan akan mempengaruhi sikap dan
perilaku anak sepanjang hidupnya, disamping itu dasar awal akan cepat
berkembang menjadi kebiasaan. Oleh karena itu perlu pemberian pengalaman awal
yang positif.
·
Perkembangan fisik dan
mental mengalami kecepatan yang luar biasa, dibanding dengan sepanjang usianya.
Bahkan usia 0 – 8 tahun mengalami 80% perkembangan otak dibanding sesudahnya.
Oleh karena itu perlu stimulasi fisik dan mental.
Ada
banyak hal yang diperoleh dengan memahami karakteristik anak usia dini antara
lain :
·
Mengetahui hal-hal yang
dibutuhkan oleh anak yang bermanfaat bagi perkembangan hidupnya.
·
Mengetahui tugas-tugas
perkembangan anak sehingga dapat memberikan stimulasi kepada anak agar dapat
melaksanakan tugas perkembangan dengan baik.
·
Mengetahui bagaimana
membimbing proses belajar anak pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.
·
Menaruh harapan dan
tuntutan terhadap anak secara realistis.
·
Mampu mengembangkan
potensi anak secara optimal sesuai dengan keadaan dan kemampuan.
C.
Perkembangan
Anak Usia Dini
Anak
usia dini (0 – 8 tahun) adalah individu yang sedang mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Bahkan dikatakan sebagai
lompatan perkembangan karena itulah maka usia dini dikatakan sebagai golden age
(usia emas) yaitu usia yang sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya.
Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik. Secara lebih rinci akan
diuraikan karakteristik anak usia dini sebagai berikut :
1. Usia
0 – 1 tahun
Pada
masa bayi perkembangan fisik mengalami kecepatan luar biasa, paling cepat
dibanding usia selanjutnya. Berbagai kemampuan dan ketrampilan dasar dipelajari
anak pada usia ini. Beberapa karakteristik anak usia bayi dapat dijelaskan
antara lain :
·
Mempelajari ketrampilan
motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk, berdiri dan berjalan.
·
Mempelajari ketrampilan
menggunakan panca indera, seperti melihat atau mengamati, meraba, mendengar,
mencium dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke mulutnya.
·
Mempelajari komunikasi
sosial. Bayi yang baru lahir telah siap melaksanakan kontrak sosial dengan
lingkungannya. Komunikasi responsif dari orang dewasa akan mendorong dan
memperluas respon verbal dan non verbal bayi.
2. Anak
usia 2 – 3 tahun
Berbagai
kemampuan dan ketrampilan dasar tersebut merupakan modal penting bagi anak
untuk menjalani proses perkembangan selanjutnya. Anak pada usia ini memiliki
beberapa kesamaan karakteristik dengan masa sebelumnya. Secara fisik anak masih
mengalami pertumbuhan yang pesat.
Beberapa
karakteristik anak usia 2 – 3 tahun antara lain :
·
Anak sangat aktif
mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Ia memiliki kekuatan
observasi yang tajam dan keinginan belajar yang luar biasa. Eksplorasi yang
dilakukan oleh anak terhadap benda-benda apa saja yang ditemui merupakan proses
belajar yang sangat efektif. Motivasi belajar anak pada usia tersebut menempati
grafik tertinggi dibanding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari
lingkungan.
·
Anak mulai
mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua
kata dan kalimat yang belum jelas maknanya. Anak terus belajar dan
berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi
hati dan pikiran.
·
Anak mulai belajar
mengembangkan emosi. Perkembangan emosi anak didasarkan pada bagaimana
lingkungan memperlakukan dia. Sebab emosi bukan ditemukan oleh bawaan namun
lebih banyak pada lingkungan.
3. Anak
usia 4 – 6 tahun
Pada
usia ini anak memiliki karakteristik antara lain :
·
Berkaitan dengan
perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan berbagai kegiatan. Hal ini
bermanfaat untuk mengembangkan otot-otot kecil maupun besar.
·
Perkembangan bahasa
juga semakin baik. Anak sudah mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu
mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas tertentu.
·
Perkembangan kognitif
(daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang luar
biasa terhadap lingkungan sekitar. Hal itu terlihat dari seringnya anak
menanyakan segala sesuatu yang dilihat.
·
Bentuk permainan anak
masih bersifat individu, bukan permainan sosial. Walaupun aktifitas bermain
dilakukan anak secara bersama.
4. Anak
usia 7 – 8 tahun
Beberapa
karakteristik anak usia 7 – 8 tahun, antara lain :
·
Perkembangan kognitif
anak masih berada pada masa yang cepat. Dari segi kemampuan, secara kognitif
anak sudah mampu berpikir bagian per bagian. Artinya anak sudah mampu berpikir
analisis dan sintesis, deduktif dan induktif.
·
Perkembangan sosial
anak mulai ingin melepaskan diri dari otoritas orangtuanya. Hal ini ditunjukkan
dengan kecenderungan anak untuk selalu bermain di luar rumah bergaul dengan
teman sebaya.
·
Anak mulai menyukai
permainan sosial. Bentuk permainan yang melibatkan banyak orang dengan saling
berinteraksi.
·
Perkembangan emosi anak
sudah mulai terbentuk dan tampak sebagai bagian dari kepribadian anak. Walaupun
pada usia ini masih pada taraf pembentukan, namun pengalaman anak sebenarnya telah
menampakkan hasil.
D.
Konsep Dasar, Nilai-Nilai
dan Dasar Falsafah Olahraga Bagi Anak Usia Dini
Dalam
olahraga usia dini, target yang harus dicapai anak adalah menerapkan sebaik
mungkin keterampilan dan kemampuan yang sudah dilatih ke dalam pertandingan.
Adalah besarnya usaha dan peningkatan pribadi yang seharusnya dihargai dan
menjadi target bagi setiap anak, bukannya semata-mata mencapai kemenangan dalam
pertandingan. Tujuan melibatkan anak dalam aktivitas olahraga adalah sebagai
pengenalan pengalaman berolahraga, meningkatkan ketrampilan fisik, membangun
kepercayaan diri.
Dalam
masa ini, yang diperlukan anak adalah kegembiraan dalam melakukan latihan
olahraga. Oleh karena itu pelatihnya tidak perlu menekankan pada penguasaan
teknik atau peraturan pertandingan. Pujian atau hadiah diberikan kepada usaha
yang dilakukan anak, bukan terhadap hasil akhir. Disini perlu ditanamkan
perasaan “mencapai sukses” bukan hanya sebagai juara, tetapi juga sebagai
partisipan. Oleh karena itu, penting sekali di masa awal ini setiap partisipan
dalam suatu kejuaraan bisa mendapatkan penghargaan. Persiapan mental dalam
menghadapi pertandingan juga merupakan hal yang perlu diperhatikan. Utamanya
anak perlu dibiasakan berfikir positif, diberi keyakinan bahwa dalam pertandingan
nanti dirinya mampu menampilkan keterampilan yang telah dilatihnya.
Idealnya, sesuai dengan pandangan hidup (filsafat) dan konsep pendidikan jasmani
yang kita anut, pembinaan olahraga usia dini itu diarahkan pada pengenalan dan
penguasaan keterampilan dasar suatu cabang olahraga yang dilengkapi dengan
pengembangan keterampilan serta kemampuan fisik yang bersifat umum. Sementara itu,
dalam konteks pendidikan jasmani, seperti pada kelas-kelas awal, penekanannya
pada pengembangan keterampilan gerak secara menyeluruh.
Dari naluri mendidiknya Ki Hajar Dewantara, mengatakan
beliau sangat menyakini bahwa suasana pendidikan yang baik dan tepat adalah
dalam suasana kekeluargaan dan dengan prinsip asih(mengasihi),
asah(memahirkan), dan asuh(membimbing). Tiga aspek tersebut akan memberi corak
bagi seorang anak terhadap prilaku (behavior), sikap (attitude) dan nilai
(velue). Seperti halnya teori Karl Groos,
Yang teorinya bernama teori biologis mengatakan “ Anak-anak bermain oleh karena
anak-anak harus mempersiapkan diri dengan tenaga dan pikirannya untuk masa
depanya. Seperti halnya dengan anak-anak binatang, yang bermain sebagai latihan
mencari nafkah, maka anak manusia pun bermain untuk melatih organ-organ jasmani
dan rohaninya untuk menghadapi masa depanya.
Dilihat dari aspek biologis,
olahraga anak usia dini masih dalam taraf mengembangkan aspek-aspek kebugaran
jasmani ( menguatkan jantung, tulang dan otot ) serta merangsang tumbuh kembang
anak secara optimal. Olahraga anak usia dini selayaknya dikemas menjadi suatu
permainan olahraga yang selain mengembangkan aspek-aspek tersebut juga
mengembangkan aspek psikososial, yaitu mengembangkan nilai-nilai diri anak
secara positif, menuju pembangunan karakter yang sportif, dinamis, kreatif,
penuh toleransi, jujur, dan bertanggung jawab.
Konsep “Nation and Character
Building” melalui Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan sebagai konsep
dasar pembentukan karakter anak bertumpu pada pemberdayaan anak melalui jalur pendidikan atau kegiatan olahraga
disekolah.
Pembentukan karakter dalam
pembelajaran penjasorkes ini antara lain :
·
Pembentukan
fisik yang sehat, bugar, tangguh, unggul dan berdaya saing.
·
Pembentukan mental berupa sportifitas,
demokratis, toleran dan disiplin.
·
Pembentukan
moral menjadi lebih tanggap, peka, jujur dan tulus.
·
Pembentukan
kemampuan social, yaitu mampu bersaing, bekerjasama, berdisiplin, bersahabat,
dan berkebangsaan.
Ahli
kesehatan sepakat bahwa olahraga dapat meningkatkan kebugaran jasmani yang ditandai dengan
meningkatnya fungsi jantung, pembuluh darah, sirkulasi darah, sistem pernafasan dan proses metabolisme, serta kemampuan tubuh untuk menangkal bermacam- macam penyakit baik yang disebabkan oleh infeksi maupun bukan karena infeksi. Olahraga juga dapat mengurangi gejala gangguan psikis, misalnya tekanan jiwa (stress) dan ketegangan jiwa (anxiety). Dengan melakukan aktivitas olahraga yang
menantang, apabila seseorang mampu mengatasi tantangan tersebut, akan muncul suatu kepuasan, dan rasa puas ini akan mengurangi ketegangan jiwa.
Anak
usia dini sebagai warga negara dan calon generasi penerus bangsa juga berhak mendapatkan pelayanan olahraga yang memadai sebagai sarana tumbuh kembang demi kesempurnaan perkembangan dan pertumbuhannya. Pemenuhan kebutuhan akan kegiatan olahraga bagi anak prasekolah maupun saat sekolah melalui pemberian Pelajaran Penjasorkes. Hal ini berguna demi pertumbuhan dan perkembangan organ- organ tubuh tersebut secara baik dan optimal. Kondisi jasmani yang baik merupakan modal utama untuk me ngembangkan potensi diri yang lain. Dapat dibayangkan apa jadinya apabila seorang anak mengalami gangguan fungsi organ tubuh misalnya jantung, paru-paru, atau organ tubuh yang lain, tentu saja anak-anak tersebut akan
mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan otak. Penjasorkes (physical education) memberikan kebutuhan gerak bagi anak prasekolah dan saat sekolah. Aktivitas olahraga sangat penting bagi anak-anak karena mempunyai banyak manfaat di antaranya adalah untuk memacu
pertumbuhan dan perkembangan organorgan tubuh termasuk juga otak, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit (imun), mempunyai fungsi rehabilitasi atau menormalkan kecacatan.
Anak-anak
yang mengalami hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan otak, maka organ tubuh ini tidak akan dapat berfungsi secara baik. Otak berfungsi sebagai pusat segala
koordinasi organ tubuh, dan juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organ tubuh manusia lainnya, sehingga apabila terjadi gangguan pada otak, maka kecerdasan menjadi lemah, bahkan dapat mengalami keterlambatan mental.
Berikut ini kajian tentang kepelatihan anak usia dini yang
diperlukan oleh para pelatih untuk menangani atlet usia dini, yaitu mengenai :
·
Mempersiapkan untuk melatih anak usia dini secara
efektif.
·
Pemahaman pelatih bahwa pelatihan untuk anak usia dini
bertujuan untuk :
a) memperoleh
kesenangan.
b) persahabatan
atau memperoleh teman baru.
c) perasaan
nyaman.
d) Belajar
keterampilan baru.
·
Memberi gambaran tentang macam olahraga untuk
anak-anak.
·
Memodifikasi olahraga.
E.
Aspek Pertumbuhan dan
Perkembangan Jasmani
Pertumbuhan
dan perkembangan memiliki pengertian yang berbeda. Pertumbuhan mempunyai pengertian bertambahnya volume/ukuran organ tubuh, sedang perkembangan adalah semakin meningkatnya fungsi organ-organ tubuh. Pengalaman yang diperoleh masa kanak-kanak tidak akan hilang dan akan berpengaruh
terhadap tingkah laku saat usia telah dewasa. Sebagai contoh, anak yang dilatih belajar keras sejak kecil, gigih meraih cita-cita, nanti setelah dewasa akan menjadi orang yang gigih, ulet, dan menjadi pekerja keras. Demikian juga sebaliknya, masa anak-anak dididik
dengan kemanjaan, segalanya serba mudah dan enak, maka setelah dewasa sulit menjadi orang yang mandiri dan selalu bergantung pada orang lain. Menurut Eliyawati (2005:18),
karakteristik anak usia dini yang menonjol dalam kaitannya dengan aktifitas belajar di antaranya adalah bersifat unik, egosentris, aktif dan energik,
eksploratif dan berjiwa bertualang, ekspresi perilakunya relatif spontan, kaya dan senang dengan fantasi/daya kayal, mudah frustasi, kurang pertimbangan, daya perhatiannya pendek, gairah untuk belajar dan banyak belajar dari
pengalaman dan semakin menunjukkan minat terhadap teman.
Usia
terbaik untuk melakukan stimulasi pada anak adalah sedini mungkin. Hasil yang
optimal akan didapat bila anak sudah diberikan rangsangan tumbuh kembang saat
ia masih di dalam kandungan usia 4 bulan dan setelah lahir hingga ia berusia 6
tahun. Namun pemberian rangsangan tumbuh kembang perlu dilanjutkan setelah anak
berusia 6 tahun hingga usia 8 tahun. Tumbuh kembang menekankan pada 4 aspek
kemampuan dasar anak yang perlu mendapatkan rangsangan yaitu: kemampuan gerak
kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan berbahasa, serta kemampuan
bersosialisasi (berinteraksi) dan kemandirian.
Perkembangan kemampuan fisik pada anak kecil bisa diidentifikasikan dalam
beberapa hal. Sifat-sifat perkembangan fisik yang dapat diamati adalah sebagai
berikut:
1)
Terjadi perkembangan otot-otot
besar cukup cepat pada 2 tahun terakhir masa anak kecil. Hal ini
memungkinkan anak melakukan berbagai gerakan yang lebih leluasa yang kemudian
bisa dilakukannya bermacam-macam ketrampilan
gerak dasar. Beberapa macam gerak dasar misalnya: berlari, meloncat, berjengket, melempar,
menangkap, dan memukul berkembang secara
bersamaan tetapi dengan irama perkembangan yang berlainan. Ada yang lebih cepat dikuasai dan ada
yang baru dikuasai kemudian.
2)
Dengan berkembangnya otot-otot
besar, terjadi pulalah perkembangan kekuatan
yang cukup cepat, baik pada anak laki-laki maupun perempuan. Antara usia 3 sampai 6 tahun
terjadi peningkatan kekuatan sampai mencapai
lebih kurang 65%.
3)
Pertumbuhan kaki dan tangan
secara proporsional lebih cepat dibanding pertumbuhan bagian tubuh yang
lain, menghasilkan peningkatan daya ungkit
yang lebih besar di dalam melakukan gerakan yang melibatkan tangan dan kaki. Daya ungkit yang
makin besar akan meningkatkan kecepatan
dalam bergerak. Hal ini sangat menunjang terbentuknya bermacam-macam ketrampilan gerak
dasar.
4)
Terjadi peningkatan koordinasi
gerak dan keseimbangan tubuh yang cukup cepat. Koordinasi gerak yang
meningkat dan disertai dengan daya ungkit kaki dan tangan yang makin besar,
menjadikan anak makin mampu menggunakan
kekuatannya di dalam melakukan aktivitas fisik. Sedangkan meningkatnya keseimbangan tubuh
meningkatkan pula keleluasaan rentangan
gerak dalam melakukan gerakan ketrampilan.
5)
Meningkatnya kemungkinan dan
kesempatan melakukan berbagai macam aktivitas
gerak fisik bisa merangsang perkembangan pengenalan konsepkonsep dasar objek, ruang, gaya, waktu
dan sebab-akibat. Melalui gerakan fisik
anak kecil mulai mengenali konsep dasar objek yang berada di luar dirinya.
F. Keterampilan dan Renang Dasar Atletik, Permainan, Senam
Atletik adalah suatu cabang olah raga yang meliputi nomor-nomor jalan,
lari, lompat dan lempar. Anak-anak didalam kehidupannya hampir dari sebagian
waktunya dihabiskan untuk bermain, dengan melakukan berbagai bentuk gerakan
berjalan, berlari, melompat, dan melempar. Anak dikelas permulaan Sekolah Dasar
(SD) akan merasa senang bila mendapatkan pelajaran yang telah diketahui
sebelumnya seperti lari dan bermain, mereka akan lebih tertarik dan terampil di
dalam melakukannya. Oleh karena itu bentuk-bentuk gerakan dasar atletik perlu
ditanamkan kepada anak-anak kelas permulaan SD. Anak-anak dapat mengembangkan
dan meningkatkan kemampuan keterampilan gerakan dasar atletik tersebut. Karena
itu kepada anak-anak perlu ditanamkan, berbagai cara melakukan gerakan dasar
atletik yang benar
seperti gerakan jalan, lari
dan lompat.
Setiap
anak menyukai air. Mereka umumnya gemar bermain air saat dimandikan di kamar
mandi, di kolam renang, di tepian air terjun, bahkan di pantai. Oleh sebab itu,
penting mengajari anak untuk lebih mengenal air sejak dini agar terhindar dari
bencana.
Secara
alamiah anak memang tertarik pada air, terutama dalam hamparan yang luas
seperti kolam renang dan laut. Namun, menurut seorang instruktur renang, reaksi
anak terhadap air sangatlah berbeda-beda, bergantung pada usianya.
Saat
mereka masih kecil, mereka masih takut membenamkan diri lebih dalam di air.
Mereka umumnya lebih senang bermain di air hanya sebatas mata kaki saja.
Sebenarnya, ketika anak telah berusia dua tahun, orangtua dapat mulai melatih
mereka berenang. Caranya, bawa mereka ke kolam dan pegang badannya sehingga
mereka bisa menendang atau memukul-mukul air dengan tangan dan kakinya.
Dan
ketika anak tersebut telah memasuki usia empat tahun dan telah cukup familiar
dengan air, mereka bisa belajar menahan dan mengatur napas serta mengambang,
misalnya olahraga air maupun belajar menyelam. Dengan demikian, ketika memasuki
usia enam tahun, sudah siap untuk belajar berenang/kursus menyelam secara
formal, semisal scuba diving, atau teknik menyelam yang benar.
Kolam
renang merupakan tempat yang paling baik bagi pemula yang ingin belajar renang.
Sebab, di tempat itu tidak ditemui elemen yang bisa membahayakan seperti lubang
yang dalam, arus air yang deras, atau batu-batuan yang tajam.
Alasan
utama terjadinya kecelakaan di air adalah panik. Situasi seperti ini pasti
dialami siapa pun yang tidak menguasai ilmu renang atau minim belajar diving,
kurang mengenal olahraga air. Menit-menit pertama menyadari kakinya tidak
menyentuh permukaan, mereka langsung lupa bahwa tubuh manusia itu dapat
mengambang dengan sendirinya di atas air dalam keadaan santai.
Berenang
adalah satu keahlian yang paling penting yang dapat ditanamkan pada anak sejak
kecil. Orangtua yang tidak bisa renang atau takut terhadap air harus dapat
mengatasi emosinya saat mendampingi anak belajar berenang maupun kursus
menyelam. Jika tidak, hal tersebut dapat berpengaruh negatif terhadap anak
sehingga mereka pun merasa cemas pula saat belajar menyelam.
Seifert, Hoffnung (1987:322) menyatakan bahwa bermain adalah dunia anak-anak yang berlangsung dalam kurun waktu yang cukup panjang. Pada usia enam tahun, kemampuan motoriknya sudah mulai berkembang lebih kompleks, yaitu dapat berjalan dengan berbagai variasi kecepatan, loncat,
menggeser, memanjat, memindahkan sesuatu dengan tepat, berdiri satu kaki,
menangkap bola, dan menggambar sesuatu, maka latihan yang sesuai dengan ketrampilan
tersebut dapat dilakukan.
Senam merupakan salah satu kegiatan
yang dapat merangsang perkembangan fisik motorik anak usia dini. Senam dengan
diiringi musik dan lagu menjadikan kecerdasan musik anak pun turut terbina.
Disisi lain, melalui kegiatan senam
PAUD ceria diharapkan kecerdasan majemuk yang dimiliki anak dapat berkembang
pula, dengan demikian anak-anak yang sehat, cerdas, ceria dan berakhlak mulia
dapat diwujudkan. Disamping untuk mengembangkan potensi anak, dengan membiasakan
anak-anak untuk berolah raga (senam) sejak dini, diharapkan nantinya anak-anak
gemar berolah raga, mengingat olah raga merupakan salah hal yang sangat penting
untuk menjaga kebugaran tubuh.
Aktivitas olahraga yang baik untuk anak usia dini mempunyai karakteristik:
·
Memberi bermacam-macam pengalaman gerak (multilateral training) dalam bentuk permainan dan perlombaan.
·
Merangsang perkembangan seluruh panca indra.
·
Mengembangkan imajinasi/fantasi.
·
Bergerak mengikuti irama/lagu atau cerita. Namun demikian, dari karakteristik olahraga untuk anak usia dini tersebut diusahakan dikemas dalam bentuk
permainan/perlombaan agar anak marasa tertarik dan mendapatkan kesenangan.
G.
Aplikasi Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Model-Model
Dengan
aktif bergerak mengikuti permainan itu kebugaran jasmani akan meningkat. Pengertian dari memberikan pengalaman gerak yang bermacam-macam (multilateral training) adalah anak-anak diberi kesempatan mengalami berbagai macam pengalaman gerak yang berbeda- beda, misalnya: memanjat, merangkak, merayap, mengguling, meluncur, melompat, menggantung, bermain di air, menarik, mendorong, berjalan dengan tangan, dan sebagainya.
Pengalaman gerak yang bermacam-macan ini dapat menggunakan alat maupun di alam terbuka.
Contoh
latihan keseimbangan di alam terbuka adalah dengan cara melakukan gerak berjalan/berlari di pematang sawah, berjalan di atas jembatan bambu , latihan berjalan di ketinggian tertentu, dan
sebagainya. Latihan memanjat dilakukan dengan cara memanjat pohon mangga, memanjat pohon jambu, memanjat tangga, memanjat tali, memanjat pagar, memanjat dinding/tebing, dan sebagainya.
Demikian
juga keterampilan gerak yang lain, seperti tersebut di atas
dapat dilatih dengan menggunakan alat maupun di alam terbuka. Penting untuk diperhatikan bagi pendidik/orang tua jangan terlalu banyak melarang kebebasan bermain anak-anak ini karena alasan kasih sayang atau perlindungan terhadap anak. Apabila larangan ini sering dilakukan maka anak-anak akan mengalami kekurangan pengalaman gerak, padahal pengalaman gerak pada masa anakanak (childhood) akan sangat besar pengaruhnya terhadap keterampilan gerak pada masa dewasa (adulthood). Dalam kehidupan orang dewasa kadang- kadang manusia dihadapkan pada tuntutan gerak yang bermacam-macam dengan tingkat kesulitan yang berbeda- beda. Anak-anak yang mempunyai pengalaman gerak yang banyak akan lebih cepat menyesuaikan diri
dengan tuntutan gerak baru yang harus dilakukan.
Aktivitas
olahraga untuk mengembangkan fungsi panca indera di antaranya adalah:
·
Indera penglihatan, dengan permainan hijau-hitam, permainan pengemudi jenius menggunakan alat bantu berbagai macam bendera yang berbeda-beda warna, permainan pengemudi jenius dengan alat bantu bermacam- macam benda yang berbeda-beda bentuk, dan sebagainya, dan setiap warna/bentuk mempunyai tugas gerak yang berbeda pula;
·
Indera pendengaran, dengan permainan Si Buta mencari anak, bermain sepak bola dengan bola dapat berbunyi dengan mata tertutup, permainan informasi
bersambung/ estafet, dan sebagainya;
·
Indera penciuman, dengan permainan Penciuman Ajaib mempergunakan alat bantu berupa berbagai macam benda dengan aroma yang berbeda-beda, dan setiap aroma mempunyai tugas gerak yang
berbeda;
·
Indera peraba, dengan permainan pembebasan sandera yakni dengan berbagai macam jenis sentuhan pada bagian tubuh yang berbeda- beda, dan setiap jenis sentuhan mempunyai tugas gerak yang berbeda pula;
·
Indera perasa, dengan permainan Lidah Sakti, yakni dengan mempergunakan alat bantu bermacam-macam makanan yang memiliki rasa yang berbeda-beda, dan setiap rasa mempunyai tugas gerak yang berbeda pula.
Guru
Penjasorkes harus pandai berkreasi membuat permainan untuk tujuan mengembangkan panca indera. Hal ini penting karena indera adalah ujung tobak seseorang dalam menerima rangsang (stimulus), kesalahan memahami rangsangan maka akan salah juga dalam memberi tanggapan (respon). Aktivitas olahraga untuk mengembangkan fantasi/imajinasi, misalnya dengan lomba lari estafet membentuk gambar tertentu dengan puzzel, menggambar dengan cara estafet, lomba lari estafet dengan membentuk bentuk
tertentu, misalnya rumah, meja, sandaran papan tulis dengan alat bantu potongan pipa atau potongan balok, dan
sebagainya.
Aktivitas
olahraga untuk mengembangkan imajinasi dapat juga berupa menirukan gerak hewan, alam, dan benda mati lainnya misalnya: permainan menjadi patung, musang memburu anak ayam, menjala ikan, perubahan wujud benda, permainan tanggap bencana, dan lain-lain.
Aktivitas
olahraga dengan mengikuti irama/lagu, di antaranya adalah dengan menyanyikan lagu “Naik-naik kepuncak gunung” siswa melakukan gerak seperti yang terdapat dalam lirik lagu misalnya lirik ‘naik-naik’ siswa melangkah dengan angkatan paha tinggi, guru dapat membubuhi dengan cerita di depan ada parit mari melompat, jalan jinjit, dan sebagainya. Lagu
‘pergi ke hutan’ setelah menyebut nama hewan tertentu misalnya kera, setelah sampai lirik “beginilah jalannya,
beginilah jalannya” maka siswa melakukan gerakan seperti gerak binatang kera, guru dapat menambah dengan cerita untuk menambah tugas gerak yang harus dilakukan siswa.
Untuk
pembelajaran aktivitas olahraga dengan metode ini guru dituntut untuk kaya akan imajinasi dan pandai membuat cerita menarik agar siswa mau melakukan tugas gerak tanpa keterpaksaan.
H.
Evaluasi Kuantitatif dan
Kualitatif
Evaluasi gerak ini bertujuan
untuk memberi makna dari hasil yang telah
diraih oleh individu. Dalam
mengevaluasi keterampilan individu, nampaknya tidak harus selalu diberikan dalam bentuk
kuantitatif (angka) semata, tetapi
dapat juga diberikan
dalam bentuk uraikan (kualitatif). Hal
ini dilakukan apabila angka
yang muncul dalam penilaian
akan berdampak psikologis yang
dapat membuat individu
menjadi tidak menyukai perlakuan yang diberikan
oleh evaluator (orang
yang mengevaluasi). Maka dari
itu pelaksanaan evaluasi
harus bersifat fleksibel
dan akan selalu bergantung
pada kebutuhan pengambil
keputusan. Khususnya untuk
mengevaluasi anak usia
dini, pendekatan kualitatif
lebih tepat dilakukan agar
hasilnya tidak mengganggu pada proses pertumbuhan dan perkembangannya ke depan. Karena disinyalir kondisi mereka
lebih sensitif dalam setiap
langkahnya, untuk itu
perlu kehati-hatian dalam mengambil sebuah keputusannya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam melakukan evaluasi gerak adalah
proses dan hasil.
Proses artinya kegiatan
yang berhubungan dengan upaya
interaksi anak dengan guru, orang tua, atau lingkungannya. Sedangkan hasil
adalah sesuatu yang
dicapai anak setelah
proses 6.5 pembelajaran
berakhir. Jadi pada dasarnya tujuan
evaluasi adalah untuk menghasilkan informasi yang
diperlukan dalam menjawab
berbagai persoalan yang sedang
dihadapi termasuk dalam
hal perkembangan motorik.
I.
Pengembangan Cabang Olahraga
Sesuai Bakat Minat Anak Usia Dini
Setelah anak berusia
5 tahun, mereka mulai dapat dikenalkan dengan jenis olahraga permainan yang
lebih kompleks, yang melibatkan kerjasama dan kompetisi. Namun perlu
diperhatikan disini, kompetisi dimaksud haruslah tetap berada dalam konteks
bermain. Untuk mulai menerapkan olahraga yang memiliki aturan formal, sebaiknya
tunggu sampai anak berusia 8 atau 9 tahun. Dalam olahraga kompetitif, pemain bukan hanya berusaha mencapai
targetnya tapi juga berusaha mencegah lawan mencapai target mereka. Hal ini
melibatkan konflik langsung yang seringkali diikuti dengan agresivitas dalam
usahanya mencegah lawan mencapai sukses.
Dalam olahraga usia dini, target yang harus dicapai anak adalah
menerapkan sebaik mungkin keterampilan dan kemampuan yang sudah dilatih ke
dalam pertandingan. Adalah besarnya usaha dan peningkatan pribadi yang
seharusnya dihargai dan menjadi target bagi setiap anak, bukannya semata-mata
mencapai kemenangan dalam pertandingan. Dalam masa ini, yang diperlukan anak
adalah kegembiraan dalam melakukan latihan olahraga. Setelah mereka beranjak
dewasa baru lah diberikan latihan-latihan sesuai dengan proporsinya. Peranan
Olahraga usia dini sebagai pembentuk dasar dalam membina atlit usia lanjut, dan
diharapkan dapat meningkatkan prestasi Olahraga Nasional maupun Internasional.
J.
Manfaat Olahraga Bagi Anak Usia Dini
Olahraga
tak hanya bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan menurunkan berat badan bagi
orang dewasa. Selebihnya, olahraga juga punya segudang manfaat untuk anak-anak,
antara lain:
1. Meningkatkan kesehatan
Para
peneliti di Centers for Disease Control mengungkapkan, salah satu masalah yang
dialami anak-anak di Amerika adalah obesitas. Masalah kelebihan berat badan ini
akan meningkatkan faktor risiko penyakit diabetes dan darah tinggi tiga kali
lipat saat dewasa. Salah satu cara yang paling dianjurkan untuk mencegahnya
adalah dengan berolahraga. Aktivitas fisik ini akan membantu membakar kalori
yang tak dibutuhkan tubuh, dan mencegah obesitas.
2. Meningkatkan kecerdasan
Menurut
para peneliti di Michigan State University's Institute, anak yang gemar
berolahraga terbukti lebih cerdas dibandingkan yang tidak. Mereka
mengungkapkan, olahraga bisa membantu mengajarkan anak untuk konsentrasi pada
tugas, dan mengatur waktu lebih efektif.
3. Bersikap lebih sportif
Kalah
dan menang merupakan hal yang biasa dalam permainan. Namun dalam olahraga,
mereka diajarkan untuk bisa menghargai kalah dan menang dengan sportif. Mereka
bisa berjabat tangan dengan lawannya, tidak peduli apa pun hasil
pertandingannya. Ketika dewasa, sikap sportif ini akan terbawa dan membuat
mereka lebih menghargai teman dan berusaha melakukan yang terbaik dan sportif.
4. Sarana sosialisasi
Olahraga
bisa menjadi sebuah jaringan sosial instan bagi anak-anak. Bagi anak-anak yang
cenderung tertutup dan minder, olahraga bisa jadi cara yang baik untuk
meningkatkan kepercayaan diri dan pergaulan mereka. Tim olahraga menawarkan
persahabatan dan kekompakan antaranggota, dan ini akan membantu anak untuk
menjalin persahabatan.
5. Membangun percaya diri
Olahraga
bisa membantu meningkatkan kepercayaan diri anak, apalagi jika mereka bisa
menghasilkan sebuah prestasi. Olahraga memberikan kesempatan anak untuk
belajar, berprestasi, dan berpikir positif tentang diri sendiri melalui pengembangan
keterampilan. Aktivitas fisik ini akan menumbuhkan citra diri yang sehat dan
penilaian positif terhadap diri sendiri.
6. Mengajarkan kerjasama
Beberapa
jenis olahraga berkelompok seperti sepakbola membutuhkan kerjasama tim yang
baik. Olahraga akan membantu anak untuk bisa bekerjasama dengan anggota lain,
memahami aturan, dan mendengarkan pelatih agar berprestasi. Menjadi bagian dari
kelompok dan belajar melakukan apa yang terbaik untuk tim menjadi salah satu
manfaat berolahraga.
7. Membantu menentukan target
Dalam
olahraga, target akhir yang ingin dicapai adalah membawa pulang piala
kejuaraan, memenangkan turnamen, dan mencetak skor maksimal. Namun, sebelum
meraih itu semua, para pemain harus menguasai teknik dasar dan keterampilan
olahraga. Melalui proses ini, olahraga memberikan pengalaman berharga bagi
anak-anak untuk menentukan tujuan jangka panjang dan pendek dalam hidup mereka.
8. Membina ketekunan
Anak-anak
yang mengikuti berbagai kelas olahraga pasti punya kata-kata tertentu untuk
menyemangati dirinya sendiri. Dan kata-kata ini biasanya terbawa untuk menyemangati dirinya saat gagal
melakukan berbagai hal. Anak yang gemar berolahraga sudah terlatih untuk
menghadapi luka, kekecewaan, dan kekalahan. Mereka diajarkan untuk menghadapi
kegagalan mereka dengan tenang, dan berusaha lebih tekun di pertandingan
berikutnya.
9. Menghindarkan tindak kriminalitas
Kosongnya
beberapa jam di sore hari tak jarang membuat anak cepat bosan. Daripada
keluyuran tak jelas, sebaiknya ajak mereka berolahraga karena hal ini bisa menghindarkan
mereka dari pergaulan tidak benar, dan juga tindak kriminal.
10. Memberi kebahagiaan
Bagaimanapun
juga, olahraga adalah permainan. Permainan bertujuan untuk memberikan kegiatan
yang menyenangkan bagi anak. Sebagai langkah awal memperkenalkan olahraga pada
anak, ajak mereka berlari, melompat, melempar, menangkap, menyelam, berenang,
dan lain-lain. Lakukan ini agar mereka tahu bahwa olahraga itu menyenangkan,
sehingga lebih mudah membuat mereka berolahraga.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Usia dini adalah usia yang paling baik untuk memacu
tumbuh kembang anak agar pertumbuhan dan perkembangannya menjadi optimal.
Tumbuh kembang menekankan pada 4 aspek kemampuan dasar anak yang perlu
mendapatkan rangsangan yaitu: kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak
halus,kemampuan bicara dan berbahasa, serta kemampuan bersosialisasi
(berinteraksi) dan kemandirian. Motorik anak perlu dilatih agar dapat
berkembang dengan baik. Perkembangan motorik anak berhubungan erat dengan
kondisi fisik dan intelektual anak. Faktor gizi, pola pengasuhan anak, dan
lingkungan ikut berperan dalamperkembangan motorik anak. setelah anak meguasai
pola dasar gerak dengan baik anak mulai dapat dikenalkan dengan jenis olahraga
permainan yang lebih kompleks, yang melibatkan kerjasama dan kompetisi. Dalam
masa ini, yang diperlukan anak adalah kegembiraan dalam melakukan latihan
olahraga. Setelah mereka beranjak dewasa barulah diberikan latihan-latihan
sesuai dengan proporsinya.
Peranan olahraga usia dini sebagai pembentuk dasar
dalam membina atlit usia lanjut, dan Evaluasi gerak ini bertujuan untuk memberi makna dari hasil
yang telah diraih oleh individu. Dalam
mengevaluasi keterampilan individu, nampaknya tidak harus selalu diberikan dalam bentuk
kuantitatif (angka) semata, tetapi
dapat juga diberikan
dalam bentuk uraikan (kualitatif). diharapkan dapat
meningkatkan prestasi olahraga nasional maupun internasional.
Dalam olahraga usia dini, target yang harus dicapai anak adalah menerapkan
sebaik mungkin keterampilan dan kemampuan yang sudah dilatih ke dalam
pertandingan. Adalah besarnya usaha dan peningkatan pribadi yang seharusnya
dihargai dan menjadi target bagi setiap anak, bukannya semata-mata mencapai
kemenangan dalam pertandingan. Dalam masa ini, yang diperlukan anak adalah
kegembiraan dalam melakukan latihan olahraga. Setelah mereka beranjak dewasa
baru lah diberikan latihan-latihan sesuai dengan proporsinya. Peranan Olahraga
usia dini sebagai pembentuk dasar dalam membina atlit usia lanjut, dan
diharapkan dapat meningkatkan prestasi Olahraga Nasional maupun Internasional.
Daftar Pustaka
Arum
Yuli.2012.peran olahraga bagi anak usia dini. http://olah-raga-indonesia.blogspot.com/2012/05/peran-olahraga-bagi-anak-usia-dini.html. diakses pukul 15 juli 2013 pukul
19.00
Oktie Seven.2011.olahraga untuk
anak. http://oktieseven.wordpress.com/olahraga-untuk-anak/. diakses 15 juli 2013 pukul 19.00
Ma,mun,
Amung dan Saputra, Yudha M. 2000. Perkembangan Gerak
dan Belajar Gerak.Jakarta:
Ditjen Pendidikan dasar dan Menengah
Multazam
Ahmad.2012.makalah olahraga anak usia dini. http://multazam-einstein.blogspot.com/2012/12/makalah-olahraga-anak-usia-dini.html.
diakses 16 juli 2013 pukul 19.30
Christina Andhika Setyanti.2012.10
manfaat olahraga bagi anak. http://health.kompas.com/read/2012/08/01/16313846/10.Manfaat.Olahraga.Bagi.Anak. diakses 16 juli 2013 pukul 19.30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar