PROGRAM LATIHAN BEBAN
KESEHATAN OLAHRAGA
Oleh:
Ardyansyah Prasetiadi
12601244138
PJKR E
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum,
Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karuniannya, sehingga
pada kesempatan ini kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “ Progrm
Latihan Beban“.
Kami juga ingin menyampaikan rasa
terima kasih kami kepada :
- Jaka Sunardi, M.Kes selaku
dosen pembimbing mata kuliah kesehatan olahraga,
- Semua
anggota keluarga, teman, dan semua pihak yang telah membantu kelancaran
kami dalam pembuatan makalah ini ini.
Demikian yang dapat
kami sampaikan. Semoga makalah ini bermanfaat. Tentunya makalah ini masih jauh
dari sempurna. Untuk itu, kami selalu mengharap kritik dan saran dari pembaca
makalah ini untuk perbaikan kami pada tugas-tugas selanjutnya. Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta,
27 Juli 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Mendapatkan
tubuh ideal. Mungkin inilah alasan Anda rajin datang ke gym. Latihan beban
adalah salah satu latihan yang wajib dilakukan untuk mendapatkan tubuh ideal.
Tentunya, Anda tidak ingin latihan beban yang Anda lakukan sia-sia tanpa hasil,
bukan?
Banyak orang
berlatih dengan keras namun belum mendapatkan hasil yang diinginkan. Hal ini
terjadi karena mereka melakukan latihan beban dengan teknik yang salah dan
hanya meniru gerakan orang tanpa tahu tujuan yang sebenarnya.
Prinsip beban lebih merupakan dasar dan harus dipahami
seorang pelatih dan atlet. Prinsip beban lebih merupakan prinsip latihan yang
mendasar untuk memperoleh peningkatan kemampuan kerja. Kemampuan seseorang
dapat meningkat jika mendapat rangsangan berupa beban latihan yang cukup berat,
yaitu di atas dari beban latihan yang biasa diterimanya. Andi Suhendro (1999:
3.7) menyatakan, “Seorang atlet tidak akan meningkat prestasinya apabila dalam
latihan mengabaikan prinsip beban lebih”. Sedangkan Rusli Lutan dkk. (1992: 95)
berpendapat: Setiap bentuk latihan untuk
keterampilan teknik, taktik, fisik dan mental sekalipun harus berpedoman pada
prinsip beban lebih. Kalau beban latihan terlalu ringan, artinya di bawah
kemampuannya, maka berapa lama pun atlet berlatih, betapa sering pun dia
berlatih atau sampai bagaimana capek pun dia mengulang-ulang latihan itu,
prestasinya tidak akan meningkat.
Prinsip beban
lebih bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kemampuan tubuh. Pembebanan
latihan yang lebih berat dari sebelumnya akan merangsang tubuh untuk
beradaptasi dengan beban tersebut, sehingga kemampuan tubuh akan meningkat.
Kemampuan tubuh yang meningkat mempunyai peluang untuk mencapai prestasi yang
lebih baik.
Salah satu hal
yang harus tetap diperhatikan dalam peningkatan beban latihan harus tetap
berada di atas ambang rangsang latihan. Beban latihan yang terlalu berat tidak
akan meningkatkan kemampuan atlet, tetapi justru sebaliknya yaitu kemunduran
kemampuan kondisi fisik atau dapat mengakibatkan atlet menjadi sakit.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apakah
pemanasan penting bagi peforma latihan?
2. Bagaimana
karakter program latihan yang baik?
3. Bagaimana
tips latihan beban bagi pemula?
4. Bagaimana
prinsip latihan beban?
5. Bagaimana
cara bernafas yang benar saat latihan beban?
6. Apa
saja kesalahan yang sering dilakukan saat latihan beban?
7. Bagaimana
system latihan yang benar?
C.
TUJUAN
1. Agar
pembaca mengetahui bahwa pemanasan itu sangat penting.
2. Agar
pembaca mengetahui karakter program yang baik.
3. Agar
pembaca mengetahui tips latihan beban bagi pemula.
4. Agar
pembaca mengetahui prinsip latihan beban.
5. Agar
pembaca mengetahui cara bernafas yang benar saat latihan beban.
6. Agar
pembaca dapat menghindari kesalahan yang sering dilakukan saat latihan beban.
7. Agar
pembaca mengetahui system latihan beban yang benar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pentingnya
Pemanasan yang Baik untuk Performa Latihan
Berolahraga berarti menggerakkan
seluruh atau sebagian anggota tubuh. Gerak yang dilakukan dalam berolahraga
berbeda dengan kegiatan sehari-hari. Bagian tubuh yang digerakkan adalah otot
dan sendi. Tujuan
pemanasan adalah
untuk menyiapkan otot dan sendi tubuh sebelum aktivitas olahraga yang
sesungguhnya.
Naiknya suhu tubuh yang diikuti
dengan meningkatnya denyut jantung menyebabkan aliran darah ke seluruh tubuh
menjadi lebih cepat sehingga pasokan oksigen ke dalam otot menjadi lebih
banyak, sehingga saat Anda berolahraga, Anda mampu menggerakkan anggota tubuh
dengan lebih leluasa, kuat, dan nyaman.
1. Manfaat Yang Bisa Anda Dapatkan
Dengan Melakukan Pemanasan
Berikut ini manfaat melakukan
pemanasan dengan baik:
·
Meningkatkan
pasokan oksigen dalam aliran darah
·
Meningkatkan
kecepatan perjalanan sinyal syaraf yang memerintah gerakan tubuh
·
Mengurangi
ketegangan otot
·
Meningkatkan
kelenturan tubuh saat latihan
Sebagai
tambahan, sebaiknya hindari Anda melakukan
peregangan sebelum melakukan pemanasan. Otot akan lebih fleksibel
setelah Anda melakukan pemanasan. Jangan lakukan pemanasan dengan lompatan
(bouncing), karena sistem saraf belum siap untuk menahan beban Anda. Pemanasan
yang Anda lakukan tergantung dari berat latihan yang akan Anda lakukan.
Pemanasan harus lebih lama untuk latihan yang lebih berat. Sedangkan latihan
yang lebih ringan membutuhkan pemanasan yang lebih singkat.
2. Pemanasan Yang Baik Untuk Anda
Banyak dari Anda yang sering salah
memahami tentang cara melakukan pemanasan yang tepat sebelum berlatih.
Contohnya Anda sering melakukan pemanasan dengan beban yang terlalu berat dan
dengan repetisi yang terlalu banyak sehingga pada saat melakukan set inti, energi Anda sudah habis terkuras.
Pemanasan yang tepat adalah dengan
menggunakan beban yang tidak terlalu berat dan dengan repetisi yang lebih
singkat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan aliran darah dan meningkatkan
kelenturan otot sebelum Anda memulai set inti.
Setelah Anda memahami pentingnya
pemanasan dalam latihan, maka jangan tinggalkan kebiasaan ini saat akan memulai
latihan. Pemanasan yang baik dapat membantu mendapatkan hasil dari olahraga
yang baik untuk kesehatan.
B. Karakter
Program Latihan Beban yang Baik
Mendapatkan
tubuh ideal. Mungkin inilah alasan Anda rajin datang ke gym. Latihan beban
adalah salah satu latihan yang wajib dilakukan untuk mendapatkan tubuh ideal.
Tentunya, anda tidak ingin latihan beban yang anda lakukan sia-sia tanpa hasil,
bukan? Banyak orang berlatih dengan keras namun belum mendapatkan hasil yang
diinginkan. Hal ini terjadi karena mereka melakukan latihan beban dengan teknik
yang salah dan hanya meniru gerakan orang tanpa tahu tujuan yang sebenarnya.
Ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan saat anda berlatih beban, yaitu:
1. Sesi Latihan Sebaiknya Pendek
Waktu maksimum latihan beban sebaiknya tidak lebih dari 60 menit.
Setelah 60 menit, tingkat hormon pembentuk otot serta pembakaran lemak (seperti
hormon pertumbuhan serta hormon testosteron) mulai menurun. Selain itu,
glikogen (karbohidrat tersimpan) dalam tubuh yang menjadi sumber energi utama
otot untuk kontraksi sudah habis. Apabila berlatih lebih dari 60 menit, berarti
buang-buang waktu karena tubuh sudah kehabisan hormon-hormon atau sumber energi
yang diperlukan untuk pembentukan otot. Jika anda memaksakan diri, maka anda
akan mengalami overtraining, suatu kondisi di mana tubuh tidak
pulih dari suatu sesi latihan beban tertentu. Hal ini mengarah kepada
kehilangan massa otot dan kekuatan.
2.
Persingkat Istirahat Antar Set
Istirahat antar set yang lebih singkat (tidak lebih dari 2
menit) dapat meningkatkan kemampuan sistem kardiovaskular dan yang paling
penting yaitu memaksimalkan output hormon pertumbuhan, yaitu hormon pembakaran
lemak dan pembangun massa otot. Selain itu, pola istirahat ini juga
meningkatkan efek volumisasi otot dan membuat otot tampak keras dan penuh.
3. Jangan Terlalu Banyak Repetisi
Dalam tiap set latihan beban, cukup lakukan 6-8 repetisi.
Dalam kisaran inilah output pertumbuhan hormon dapat dimaksimalkan. Selain itu,
dengan 6-8 repetisi tiap set akan dapatkan pumping (aliran darah menuju otot)
tinggi yang membawa nutrisi ke sel otot dan membantu otot-otot tersebut pulih
dan terbangun kembali lebih cepat. Rentang repetisi ini juga mencegah Anda dari
risiko cedera akibat melakukan repetisi yang
terlalu banyak.
4. Latihan Harus Progresif
Progresif artinya menambahkan berat pada beban setiap kali
otot mulai beradaptasi dengan beban sebelumnya. Misalnya, jika mulai terbiasa
dengan menggunakan beban seberat 15kg dengan 6-8 repetisi, maka naikkan beban
menjadi 20-25 kg dengan repetisi yang sama. Lebih baik meningkatkan jumlah
beban daripada menambah repetisi dengan beban yang sama. Tujuan utama dari
program latihan beban adalah untuk meningkatkan perkembangan secara teratur dan
progresif dalam meningkatkan massa dan definisi otot.
5. Latihan Perlu Variasi
Hal ini penting sekali jika Anda ingin mendapatkan pertambahan
kekuatan dan definisi otot secara berkesinambungan serta mengurangi kejenuhan.
Variasi latihan bukan berarti mengubah total jenis latihan dalam program Anda.
Variasi dapat dilakukan dengan mengubah gerakan dengan gerakan lain yang
memiliki fungsi sama atau lebih baik dari gerakan sebelumnya.
6.
Latihan Harus Berdasarkan Free Weight Exercises
Latihan berdasarkan free weight exercises dapat memberikan
hasil maksimal karena latihan ini merekrut lebih banyak serabut otot daripada
menggunakan mesin. Selain itu, tubuh didesain untuk bisa bergerak dalam 3
dimensi. Jika menggunakan mesin, gerak tubuh menjadi terbatas dan serabut otot
yang terlatih lebih sedikit. Namun, bukan berarti latihan menggunakan mesin
tidak baik. Bagaimanapun juga ada beberapa jenis latihan isolation yang
membutuhkan mesin untuk perkembangan otot.
Mulailah latihan beban dengan memahami cara berlatih yang
baik dan benar. Pengetahuan tentang teknik latihan beban yang baik akan
membantu mendapatkan hasil maksimal dari latihan yang lakukan.
C.
Tips Latihan Beban Bagi Pemula
Memiliki tubuh ideal tentunya menjadi keinginan setiap orang. Ada
banyak cara yang bisa dilakukan untuk
mendapatkan tubuh ideal. Selain menjaga pola makan, kita pun harus menjalankan
pola latihan yang tepat, seperti melakukan latihan beban. Latihan beban
merupakan olahraga yang sangat efektif untuk membentuk tubuh menjadi lebih
ideal. Latihan ini berguna untuk membentuk otot, membangun tulang yang kuat dan
meningkatkan metabolisme. Saat ini latihan beban telah menjadi trend dan banyak
digandrungi berbagai kalangan. Berikut tips latihan bagi pemula:
·
Temukan
Teknik Yang Tepat
Latihan beban merupakan jenis
latihan yang tak bisa Anda lakukan dengan sembarangan. Latihan ini membutuhkan
penguasaan teknik yang baik agar menuai hasil terbaik dari latihan yang dilakukan.
Lebih dari itu, berlatih dengan teknik yang tepat akan membantu terhindar dari
cedera. Meminta bantuan personal trainer adalah langkah yang tepat untuk
memulai latihan beban jika anda seorang pemula.
·
Gunakan
Beban Yang Ringan
Setelah menguasai gerakan dan teknik
berlatih, kini saatnya memulai latihan beban. Anda tak perlu terpengaruh dengan
orang-orang disekitar yang berlatih dengan beban yang lebih besar, tapi
mulailah latihan dari beban yang lebih ringan. Hal ini bertujuan untuk memberikan
waktu bagi tubuh untuk beradaptasi dengan latihan yang lakukan. Ini juga
berlaku dalam menentukan repetisi dan set yang digunakan. Tak perlu menggunakan
set dan repetisi yang terlalu banyak. Sebagai permulaan, anda bisa mencoba
dengan 6 repetisi terlebih dahulu, kemudian ditambah menjadi 8 repetisi dan
seterusnya.
·
Buatlah
Program Latihan Yang Baik
Program latihan beban haruslah
tersusun dengan baik dan teratur. Buatlah Program latihan beban secara
terperinci seperti misalnya, Hari Senin untuk melatih
otot dada, Rabu
untuk melatih otot kaki, Kamis untuk melatih otot punggung dan seterusnya.
Jangan berlatih selama satu minggu penuh. Sisakan 1-2 hari untuk istirahat dari
sesi latihan. Perlu diketahui bahwa otot akan tumbuh saat tubuh mendapatkan
istirahat yang cukup.
·
Jadikan
Latihan Anda Lebih Menyenangkan
Anda mungkin bosan dengan latihan
yang terlalu ketat juga berat, tidak ada salahnya melakukan latihan sambil
mendengarkan musik, sedikit ngobrol dengan teman atau bahkan melihat televisi
yang mungkin dipasang di ruang kebugaran. Kegiatan seperti ini boleh saja
dilakukan, asalkan tetap fokus pada teknik latihan.
·
Komitmen
Pada Diri Sendiri
Masalah yang sering kali dihadapi
pemula adalah minimnya komitmen dalam diri untuk terus tekun berlatih. Kadang
rasa malas lebih banyak mempengaruhi. Kendala seperti ini dapat disiasati
dengan memilih jadwal latihan yang tepat. Misalnya, memilih jadwal latihan yang
biasa digunakan untuk bermalas-malasan. Dan jangan pula mengambil jadwal latihan
yang terlalu padat, agar tidak terlalu jenuh. 2-3 kali seminggu asal rutin,
sudah cukup ideal untuk menjaga kebugaran.
·
Mulailah
Mengkonsumsi Makanan Sehat
Satu hal yang tak kalah penting dari
program latihan adalah mengkonsumsi makanan sehat. Artinya tetap harus menjaga
keseimbangan nutrisi bagi tubuh. Buah-buahan dan sayuran adalah contoh makanan
sehat yang baik untuk mendukung program latihan. Hindari mengkonsumsi makanan
cepat saji yang tinggi kalori dan tinggi lemak, gantikan dengan makanan tinggi
protein seperti dada ayam, telur, dan daging. Makanan inilah yang dapat
membantu meningkatkan perkembangan otot lebih optimal.
D. Prinsip Latihan Beban untuk
Maksimalkan Pertumbuhan Otot
Memiliki badan yang “besar” itu
mudah. Makan banyak pizza, berhenti latihan, dan bermalas-malasan di rumah
tanpa aktivitas berarti, pasti dalam waktu singkat tubuh akan membesar. Tapi
hanya lemak tubuh yang semakin menumpuk sedangkan massa otot tidak mengalami
perubahan berarti. Berikut ini ada 5 prinsip dasar dalam latihan beban untuk
pertumbuhan dan perkembangan
otot yang optimal:
- Prinsip 1: Latihan Compound
Gerakan compound yang melibatkan
lebih dari satu sendi lebih efektif dari pada gerakan isolation atau gerakan
yang melibatkan satu sendi. Alasan yang pertama, latihan berat memungkinkan
otot untuk tumbuh lebih besar, latihan ini juga memungkinkan otot yang bekerja
lebih banyak. Alasan kedua, semakin berat beban latihan, semakin banyak pula
dikeluarkan hormon yang berperan penting dalam pembentukan otot . Gerakan yang
melibatkan banyak sendi juga lebih bermanfaat bagi performa atletik.
- Prinsip 2: Squat, deadlift, atau keduanya
Sebagian besar pakar fitness akan
mempertimbangkan kedua jenis latihan ini untuk melatih kekuatan dan membentuk otot, karena keduanya
termasuk latihan terbaik yang melibatkan lebih dari satu sendi. Para atlet
binaraga kelas dunia pun memasukkan kedua jenis latihan ini dalam pola latihan
rutin mereka.
Dari semua jenis latihan, deadlifts
memungkinkan untuk mengangkat beban jauh lebih berat. Karena beban yang
diangkat lebih berat maka akan merangsang lebih banyak otot yang dirusak, dan
pada akhirnya terjadi pertumbuhan otot yang lebih besar.
- Prinsip 3: Perkembangan kekuatan otot
Kita mungkin sering lupa bahwa
kekuatan otot adalah landasan untuk hipertrofi atau pertumbuhan otot, dan
cenderung menekankan 8-12 repetisi tiap set. Namun, apa yang sering dilupakan
adalah bahwa bukan repetisi per set yang benar-benar menentukan manfaat latihan
secara keseluruhan, melainkan jumlah repetisi persesi yang berhasil diselesaikan.
Untuk merangsang pertumbuhan otot maksimal, lakukan 6-8 repetisi tiap set, dengan
beban terberat yang mampu Anda angkat dengan gerakan yang baik.
- Prinsip 4 : No Pain No Gain
Seringkali, orang terlalu terfokus
pada pepatah “no pain no gain.” Sebenarnya pepatah ini ada benarnya, namun
sering mengarah kepada cara latihan
yang kurang baik,
seperti memaksakan diri untuk berlatih seberat mungkin hingga terjadi
overtraining. Dengan demikian, bukannya pertumbuhan otot yang makin besar tapi
malah risiko cedera yang makin besar. Jadi, lakukan latihan sesuai kemampuan,
dan cukupkan istirahat.
E.
Cara Bernafas yang Benar saat Latihan Beban
Orang-orang yang berlatih Tai Chi atau Yoga pasti sudah
handal dalam hal pernapasan. Mereka percaya bahwa bernapas bisa mengubah energi
internal. Meski latihan beban termasuk jenis latihan yang aktif, bernapas juga
memainkan peran penting. Secara ilmiah, bernapas memang belum dipastikan bisa
mempengaruhi hasil dari latihan beban. Namun, teknik bernapas yang baik saat
latihan dapat membantu mencapai hasil terbaik latihan dan menjauhkanj dari
risiko cedera.
Peraturan
bernapas saat melakukan latihan beban:
·
Tarik
napas (bernapas dalam) ketika menurunkan beban dan menghembuskan napas saat
mengangkat beban. Misalnya, ketika melakukan bench press, menghirup napas saat menurunkan
beban dan menghembuskan napas saat mengangkat beban.
·
Jika
tidak yakin bagaimana aturan di atas berlaku pada 1 jenis latihan beban,
cobalah tarik napas ketika lempeng beban turunkan dan hembuskan napas ketika
lempeng beban dinaikan. Misalnya, ketika melakukan leg press, hembuskan napas
ketika tengah memberikan beban pada kaki dan sebaliknya. Jadi, satu nafas
(masuk dan keluar) untuk satu repetisi.
Kita jangan sampai menahan nafas,
jika berhenti mengambil napas untuk semua repetisi, tekanan darah bisa
meningkat secara signifikan dan memberikan tekanan pada jantung dan kemungkinan
akan mengalami sakit kepala atau pusing.
Dalam beberapa kondisi, khususnya
saat mengangkat beban yang berat, tanpa sengaja menutup saluran udara (tenggorokan dan saluran
hidung) tetapi masih berusaha mengeluarkan udara. Fenomena ini disebut sebagai
manuver Valsalva.
Dampak dari manuver Valsalva adalah
mengurangi aliran darah ke jantung. Selain itu, tekanan yang berlebihan dapat
membuat orang tersebut pingsan, menggumpalnya darah yang menyebabkan darah
berusaha keluar dari pembuluh darah, detak jantung yang tidak reguler hingga
serangan jantung.
Jadi, dalam kasus terburuk ketika
tidak bisa menarik dan mengeluarkan napas secara benar, sebaiknya bernapas saja
seperti biasa. Bernapas secara normal lebih baik daripada menahan napas.
Kadang, powerlifters dan binaragawan juga menahan nafas selama satu set yang
sangat berat, selama beberapa detik, tetapi itu bukan sesuatu yang orang awam
atau weightlifter pemula harus dilakukan.
Tidak perlu khawatir jika tidak
dapat melakukan pernapasan secara benar. Dibutuhkan waktu untuk menguasainya.
Setelah mempelajarinya dan membiasakan diri, akan bernapas secara benar layaknya
bernapas secara alami. Mengatur napas saat mengangkat beban sangatlah penting.
Selain menjaga agar oksigen tetap beredar di dalam tubuh, mengatur napas juga
bermanfaat memberikan hasil yang maksimal saat berolahraga.
F. 10 Kesalahan yang Paling Sering Dilakukan
saat Latihan Beban
Latihan biasanya menjadi bagian yang
paling menyenangkan bagi fitnesmania. Namun ada kalanya juga latihan bisa
menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan. Hal ini terjadi karena hasil yang
diharapkan tak kunjung datang meski beban angkatan sudah berat, latihan pun
sudah rajin dilakukan. Berikut
10 kesalahan umum yang biasa dilakukan saat latihan beban:
- Fokus
pada “pertunjukan”
Tidak jarang ketika sedang berlatih dan dilihat orang
cenderung mengangkat beban yang berat agar terlihat mengagumkan. Jika kita
tidak fokus pada gerakan
yang baik, maka
kita tidak akan mendapat hasil apa-apa dari latihan kita.
- Tidak benar-benar melatih otot
yang ditargetkan
Untuk benar-benar melatih otot yang ditargetkan, pastikan
sudah melakukan latihan dengan gerakan yang baik. Tanpa memperhatikan hal itu,
maka hasil latihan pun akan kurang optimal.
- Tidak mengatur tempo angkatan
Ketika melakukan latihan beban, kita harus mengontrol tempo
dan gerakan menaikkan dan menurunkan beban dengan benar.
- Tidak melakukan gerakan penuh
saat latihan
Untuk memastikan bahwa otot mempertahankan elastisitas alaminya
dan tumbuh maksimal, kita harus melakukan setiap latihan dalam jangkauan gerak
maksimum.
- Tidak melatih otot-otot yang
berlawanan.
Tubuh memiliki otot yang berlawanan seperti pada otot
quadriceps yang berlawanan dengan otot hamstring. Pasangan otot ini memiliki
hubungan kekuatan yang proporsional, sehingga harus tetap dijaga
keseimbangannya. Jika salah satu otot lebih kuat maka otot yang lemah akan
rawan cedera.
- Menahan nafas saat latihan
Banyak orang sering menahan nafas saat mengangkat beban
dalam repetisi ekstra. Hal ini akan menyebabkan naiknya tekanan substansial di
dada yang dapat mengakibatkan pusing bahkan sampai pingsan.
- Tidak berlatih dengan
intensitas yang tepat
Otot akan tumbuh lebih besar dan kuat jika kita berikan
tekanan yang cukup berat. Latihlah otot dengan berat beban dan intensitas yang
tepat agar
dapat tumbuh dengan sempurna dan terhindar dari cedera.
- Tidak memberi cukup waktu
istirahat pada otot
Berikan waktu istirahat yang cukup pada otot setelah
berlatih. Istirahat diperlukan untuk pemulihan dan pertumbuhan otot.
- Tergesa-gesa dalam berlatih
Lakukanlah latihan dengan perlahan dan bertahap. Jangan
mengangkat beban terlalu berat jika baru memulai latihan, karena hal ini bisa
mengakibatkan cedera
pada otot.
- Tidak melakukan latihan dengan
benar
Ingatlah, bahwa hanya latihan dengan gerakan dan teknik yang
benar yang bisa memberikan manfaat bagi kita. Mintalah bantuan personal trainer
jika kita termasuk pemula dalam latihan beban.
G.
Dasar Keberhasilan Latihan Beban
Dasar
keberhasilan latihan beban adalah kombinasi dari faktor penting dalam mempertimbangkan
dosis latihan, disebut “FITT”:
1. Frekuensi Latihan (Frequency of
training)
2. Intensitas Latihan (Intensity of
training)
3. Durasi Latihan (Time spent)
4. Tipe Latihan (Type of exercise)
1)
Frekuensi Latihan (Frequency of
training)
Sama
halnya dengan volume latihan, frekuensi latihanpun memiliki hubungan dengan
intensitas dan lamanya latihan. Makin tinggi intensitas dan makin lama waktu
tiap latihan maka frekuensi latihannyapun makin sedikit. Hal ini merupakan
indikasi bahwa banyaknya pertemuan atau ulangan latihan menunjukan frekuensi
latihannya. Frekuensi menunjuk pada jumlah latihan per minggunya. Frekuensi
latihan beban bisa berlangsung antara 2-5 kali per minggu. Untuk menjaga
kesehatan, 3 kali perminggu.
2)
Intensitas Latihan (Intensity of
training)
a. Intensitas latihan
Intensitas latihan adalah besarnya
beban latihan yang harus diselesaikan dalam
waktu tertentu. Untuk mengetahui suatu intensitas latihan atau pekerjaan
adalah dengan mengukur denyut jantungnya. Intensitas latihan dapat diukur
dengan cara menghitung denyut jantung/nadi dengan rumus: denyut nadu maksimum
(DNM) = 220 – umur (dalam tahun). Jika seseorang yang berumur 20 tahun, DNM-nya
= 220 – 20 = 200.
b. Takaran intensitas latihan
Untuk olahraga prestasi: antara
80%-90% dari DNM. Jadi bagi atlet yang berumur 20 tahun tersebut taakaran
intensitas yang harus dicapainya dalam latihan adalah 80%-90% dari 200 = 160
sampai dengan 180 denyut nadi/menit. Untuk olahraga kesehatan: antara 70%-85%
dari DNM. Jadi untuk orang yang berumur 40 tahun yang berolahraga menjaga
kesehatan dan kondisi fisik, takaaran intensitas latihannya sebaiknya
adalah70%-85% kaali (220 – 40), sama dengan 126 s/d 153 denyut nadi/menit.
3)
Durasi Latihan (Time spent)
Waktu
atau durasi yang diperlukan dalam satu kali latihan. Durasi menunjukan pada
waktu, atau kalori yang digunakan selama latihan. Kalori menunjuk pada jumlah
energi yang digunakan selama latihan. Latihan beban biasanya dilakukan antara
40-60 menit per sesi latihan.
4)
Tipe Latihan (Type of exercise)
Tipe
latihan adalah bentuk atau model yang dipilih untuk latihan yang disesuaikan
dengan fasilitas yang ada dan tujuan latihan. Tipe latihan menunjuk pada alat
latihan yg digunakan: barbel, dumbel atau mesin beban.
Cara
mencari intensitas latihan beban dengan menentukan repetisi maksimum (repetition
maximum). Cara menentukan beban latihan dengan berdasar repetisi maksimum
adalah dilakukan dengan mengetahui kemampuan otot untuk melakukan pengulangan
(repetisi) secara maksimum dalam mengangkat beban yang akan digunakan untuk
latihan. Sebagai contoh, seorang atlet akan melatih daya tahan otot bisep, maka
atlet tersebut harus mengangkat dumbel (alat yang ingin ia gunakan) sebanyak
12-20 kali/set. Cara ini dapat dilakukan dengan percobaan, misalnya atlet
tersebut mampu mengangkat dumbel 5 kg diangkat sebanyak 16 kali ulangan. Maka
beban latihan dapat digunakan sebagai beban latihan, yaitu mengangkat dumbell 5
kg sebanyak 16 kali setiap setnya.
H.
Program Latihan
1. Program Kebugaran
a. Frekuensi : 3 - 4/minggu
b. Intensitas : < 70 % MHR
c. Repetisi : 12-20 kali
d. Set :
2 – 3
2. Program Penurunan Berat Badan
a. Frekuensi : 3 - 4/minggu
b. Intensitas : < 70 % MHR
c. Repetisi : 12-20 kali
d. Set :
2 – 3
3. Program Penambahan Berat Badan
a. Frekuensi : 3-4/minggu
b. Intensitas : 70 - 80 % MHR
c. Repetisi : 8 -12 kali
d. Set :
3 – 6
4. Program Hiperthopy
a. Frekuensi : 3 - 4/minggu
b. Intensitas : 75 - 85 % MHR
c. Repetisi : 8 -12 kali
d. Set :
3 – 6
I.
Fase Latihan
Dalam prosesi melakukan olahraga ada 3 fase, yaitu sebagai
berikut
1.
Pemanasan (Warm-Up)
Pemanasan
merupakan kegiatan sebelum memasuki
latihan yang sebenarnya. Pemanasan bertujuan untuk mempersiapkan fisik dan
psikis dalam menghadapai latihan inti. Pemanasan juga bertujuan untuk
menghindari cedera.
Pemanasan diawali dengan aktivitas jogging ringan,atau jalan kaki, jalan
di tempat. Kemudian
dilanjutkan peregangan (Stretching) statis. Berikutnya dilanjutkan dengan
peregangan dinamis. Diakhiri dengan aktivitas formal, yaitu aktivitas sesuai
dengan gerakan yang akan dilakukan pada latihan inti.
2.
Latihan Inti
Pada
latihan inti ini berisi serangkaian latihan yang sudah disiapkan sesuai dengan
tujuan latihan. Misalnya latihan ingin mengembangkan kekuatan, maka latihan
yang dipilih adl dgn beban 80-100%RM, dgn jumlah alat 8-16 macam.
3.
Pendinginan (Cooling-down)
Pendinginan
dilakukan segera setelah latihan inti. Tujuan untuk mengembalikan kondisi fisik
dan psikis anak seperti keadaan semula. Lakukan gerakan relaksasi secukupnya.
J.
Sistem Latihan Beban
1. Berdasarkan Variasi
a. Sistem Super-set
Sistem ini biasaya dilakukan oleh
atlet top. Sistem super-set melatih otot agonis dan antagonis secara
berurutan. Misalnya melatih otot quadriceps dilanjutkan melatih otot hamstring.
Melatih otot biceps diikuti otot triceps. System ini digunakan dengan
tujuan program hipertropi.
b. Compound set
Sistem ini diterapkan untuk melatih
sekelompok otot berturutan dengan bentuk latihan yang berbeda. Misalnya melatih
otot biceps pada set 1 menggunakan beban mesin, kemudian set ke 2
menggunakan dumbel.
c. Sistem split routine
Pelaksanaan pada sistem ini adalah
pada suatu hari melatih otot anggota tubuh bagian atas, dan para hari yang lain
melatih otot-otot tubuh bagian bawah.
d. Set Tunggal atau single set
sistem latihan beban yang dilakukan
dengan cara satu set latihan dilakukan dengan repetisi maksimal hingga atlet
tidak mampu menyelesaikan repetisi berikutnya. Mempertahankan repetisi
sebanyak-banyaknya merupakan kunci sukses dalam sistem ini. Set tunggal cocok untuk
aktivitas seperti sit-up, push-up, atau back-up.
e. Set block
sistem latihan beban yang pada
dasarnya akan mengombinasikan jumlah set dan repetisi yang berbeda. Jumlah set
bisa menggunakan 3-6 set dengan repetisi 6-12 kali per set
2. Berdasarkan Intensitas Beban
a. Sistem Beban Konstan
Sistem beban konstan adalah sistem
latihan dengan menggunakan beban yang sama untuk set-set yang berbeda. Jika
latihan akan menggunakan beban 10 repetisi maksimal, maka beban latihan adalah
10 repetisi maksimal untuk set ke 1, kemudian istirahat dan selanjutnya
mengulang lagi repetisi seperti semula. Dalam latihan ini istirahat antar-set
adalah 1 ½ - 2 menit.
b. Sistem Beban Piramida
Sistem
piramida menunjukkan bahwa latihan dimulai dari repetisi ringan ke berat.
Piramida ringan ke berat, misalnya dimulai dari 12 RM, kemudian beban dinaikkan
secara bertahap hingga 2 RM. Untuk mencari beban ini pertama-tama mencari beban
2 RM. Latihan bisa dimulai dari 12 repetisi, kemudian setiap set dinaikkan 2,5
kg atau 5 kg hingga mencapai berat 2 RM
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berolahraga berarti menggerakkan
seluruh atau sebagian anggota tubuh. Gerak yang dilakukan dalam berolahraga
berbeda dengan kegiatan sehari-hari. Bagian tubuh yang digerakkan adalah otot
dan sendi. Tujuan
pemanasan adalah
untuk menyiapkan otot dan sendi tubuh sebelum aktivitas olahraga yang
sesungguhnya.
Apabila berlatih beban lebih dari 60
menit, berarti buang-buang waktu karena tubuh sudah kehabisan hormon-hormon
atau sumber energi yang diperlukan untuk pembentukan otot. Jika anda memaksakan
diri, maka anda akan mengalami overtraining, suatu kondisi di mana tubuh tidak
pulih dari suatu sesi latihan beban tertentu. Hal ini mengarah kepada
kehilangan massa otot dan kekuatan.
Latihan
beban merupakan olahraga yang sangat efektif untuk membentuk tubuh menjadi
lebih ideal. Latihan ini berguna untuk membentuk otot, membangun tulang yang
kuat dan meningkatkan metabolisme. Saat ini latihan beban telah menjadi trend
dan banyak digandrungi berbagai kalangan.
Dalam latihan beban, bernapas secara
normal lebih baik daripada menahan napas. Kadang, powerlifters dan binaragawan
juga menahan nafas selama satu set yang sangat berat, selama beberapa detik,
tetapi itu bukan sesuatu yang orang awam atau weightlifter pemula harus
dilakukan.
B.
SARAN
1. Pemanasan yang baik dapat membantu mendapatkan
hasil dari olahraga yang baik untuk kesehatan.
2. Mulailah latihan beban dengan
memahami cara berlatih yang baik dan benar.
3. Mengetahui apa saja hal yang masih
salah dalam latihan, kemudian memperbaikinya adalah langkah tepat untuk
mendapatkan hasil terbaik bagi latihan.
4. Setelah mempelajari teknik
pernapasan, disarankan jangan menahan napas ketika mengangkat beban berat,
termasuk ketika mengangkat perabot berat rumah, seperti mebel atau lemari.
5. Lakukan latihan sesuai dengan batas
kemampuan tubuh dan jalankan sesuai tahapan latihan.
Daftar Pustaka
Wisang geni.2013.latihan beban. http://duniabeban.blogspot.com/2013/02/latihan-beban.html. Diakses 27 juli 2013 pukul 21.00
Dunia Fitnes.2012. Karakter Program Latihan Beban Yang
Baik. http://duniafitnes.com/training/karakter-program-latihan-beban-yang-baik.html. diakses 27 juli 2013 pukul 21.00
Dunia Fitnes.2012. Inilah Cara Bernafas yang Benar saat
Latihan beban. http://duniafitnes.com/training/inilah-cara-bernafas-yang-benar-saat-latihan-beban.html. Diakses 27 juli 2013 pukul 21.00
Harrah's Gulf Coast - Situs Judi Online Casinos & Slot Machines
BalasHapusHarrah's Gulf septcasino Coast Casino has more than 500 slot machines. The resort is located in choegocasino the Marina District 바카라 of Southern California. The casino also